What are you looking for?

Yearly Archives: 2023

Teknology Nyamuk “Aedes Aegypti” Ber-Wolbacia

Press Release (untuk dikutip)

Bakteri Wolbachia Turunkan Kematian akibat DBD

Jakarta, 29 November 2023

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, implementasi teknologi nyamuk dengan bakteri wolbachia berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah di Yogyakarta. Menkes Budi menjelaskan, wolbachia adalah bakteri alami yang ada di dalam tubuh beberapa serangga seperti lalat buah, kupu-kupu, ngengat.

Wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel serangga karena tidak memiliki mekanisme untuk mereplikasi dirinya sendiri tanpa bantuan serangga sebagai inangnya. Selain tidak dapat bertahan hidup di lingkungan luar sel inang, wolbachia tidak dapat berpindah ke serangga lain atau manusia, dan wolbachia bukan merupakan rekayasa genetika oleh para ilmuwan.

”Begitu (implementasi Wolbachia) terjadi di Yogya dan kenapa kita senang karena pendekatannya ilmiah, sistematis, dan terstruktur. Bakteri wolbachia ini di nyamuk pun ada, jadi bukan sesuatu yang dibikin-bikin,” kata Menkes Budi pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI terkait Implementasi Wolbachia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

DI Yogyakarta berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah di bawah standar WHO, yaitu 1,94 per 100 ribu penduduk data pada Juli 2023 dengan mengimplementasikan teknologi Wolbachia. WHO menetapkan standar untuk incidence rate atau frekuensi kesakitan sebesar 10 per 100 ribu penduduk.

Secara umum, frekuensi kesakitan demam berdarh tercatat 28,45 per 100 ribu penduduk dan frekuensi kematian 0,73 per 100 ribu penduduk. Kasus tersebut didominasi oleh usia 5-14 tahun.

“Dengue di Indonesia atau demam berdarah di Indonesia meningkat terus selama mungkin 50 tahun terakhir. Jadi selama 50 tahun terakhir itu pemerintah sudah melakukan segala macam intervensi dan program mulai dari pemberian larvasida,Pemberantasan Sarang Nyamuk, melakukan 3M, membentuk Juru Pemantau Jentik(Jumantik) dan adanya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik sampai fogging,” ujar Menkes Budi

Bakteri wolbachia menghambat perkembangan virus dengue di tubuh nyamuk aedes aegypti. Artinya, kemampuan nyamuk dengan wolbachia dalam menularkan virus ke manusia akan berkurang.

Ketika nyamuk aedes aegypti dengan wolbachia berkembang biak di populasi nyamuk, maka kasus dengue akan menurun. Cara berkembang biak nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia antara lain:
Jika nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan nyamuk betina ber-wolbachia, telurnya akan menetas dan menghasilkan nyamuk ber-wolbachia.
Jika nyamuk jantan tidak ber-wolbachia kawin dengan betina ber-wolbachia, telurnya akan menetas dan menghasilkan nyamuk ber-wolbachia.
Jika nyamuk jantan ber-wolbachia kawin dengan betina tidak ber-wolbachia, maka telurnya tidak akan menetas.

Mengenai proses penyebarannya, sebuah ember memuat 250 – 300 telur nyamuk, dengan angka penetasan ±90%. Jumlah nyamuk yang akan disebarkan sebesar 10% dari populasi nyamuk di daerah tersebut.

Penyebarannya dilakukan 12 kali. Artinya, ada pelepasan ± 2-3 nyamuk/meter setiap 2 minggu dan dilakukan sebanyak 12 kali.

Menkes Budi mengatakan, penelitian teknologi nyamuk ber-wolbachia ini sudah lama dilakukan. Dalam penelitiannya, peneliti menjalankan semua tahapan dan tidak memangkas (bypass) prosesnya.

Hasil studi Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) tahun 2017-2020 menunjukkan setelah nyamuk ber-wolbachia dilepaskan, kasus dengue menurun hingga 77%.

“Sudah jelas sekali hasil studi AWED begitu wolbachia disebar dengue-nya turun. Jadi secara data, secara sains, secara fakta, sudah jelas. Itu sebabnya kemudian Kemenkes yakin kita terapkan ini (wolbachia),” ungkap Menkes Budi.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan melakukan implementasi awal program wolbachia di 5 kota, yakni Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, Kupang, dan terakhir akan di fasilitasi pelaksanaan di Denpasar. Pemilihan wilayah itu berdasarkan analisis insiden dengue, kepadatan penduduk, keterwakilan wilayah, dan komitmen kepala daerah.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20231130/0544359/bakteri-wolbachia-turunkan-kematian-akibat-dbd/

Workshop Monitoring dan Evaluasi Pengampuan Layanan Penyakit Infeksi Emerging (PIE)

Dalam rangka implementasi Transformasi Sistem Kesehatan merupakan bagian dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2023-2024, Kementerian Kesehatan melakukan program pengampuan layanan prioritas khususnya untuk layanan penyakit infeksi emerging .

Materi workshop dapat diunduh melalui link berikut ini :

http://bit.ly/WSPengampuanLayananPIEBekasi

Waspada Ancaman Penumonia Akibat Mycoplasma

Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum COVID-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi COVID-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.

Kendati demikian, Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Begitupun dgn RSPI Sulianti Saroso. Salah satunya, dgn mengadakan webinar ini sebagai upaya pencegahan.

Materi Webinar dapat diunduh melalui link berikut ini :

https://bit.ly/MateriWebinarPeneumoniaRSPISS2023
 

 

Talkshow Kesehatan ” Paru Sehat, Masyarakat Kuat”

Dalam rangka memperingati HKN ke 59, RSPI Sulianti Saroso berkolaborasi dengan PDPI Cabang DKI Jakarta menyelenggarakan “Talkshow Kesehatan” yang bertemakan Paru Sehat, Masyarakat Kuat di Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara

dengan Narasumber :
dr. Adria Rusli, Sp.P(K)
Dr. dr. Anna Rozaliyani, M.Biomed, Sp.P(K)
dr. Laharsa Madison, Sp.P, MPH
dr. Widya Angasreni, Sp.P

Acara ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Alvin Kosasih, Sp.P(K), MKM dan dibuka langsung oleh Lurah Papanggo Tomy Haryono

Terimakasih kami ucapkan kepada warga masyarakat khusunya Kelurahan Papanggo yang telah mendukung dan mengikuti rangkaian kegiatan tersebut

Salam sehat, Sehat untuk kita semua

RSPI Sulianti Saroso
Zona Aman
Pasien Nyaman

Bakti Sosial ” Paru Sehat, Masyarakat Kuat”

Dalam rangka memperingati HKN ke 59, RSPI Sulianti Saroso berkolaborasi dengan PDPI Cabang DKI Jakarta menyelenggarakan “Bakti Sosial” di Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara

Kegiatan tersebut terdiri dari skrining kesehatan paru dengan pemeriksaan spirometri serta pengecekan tekanan darah dan gula darah sewaktu

Acara ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr. Alvin Kosasih, Sp.P(K), MKM serta Camat Kelurahan Papanggo Ade Himawan, AP, M.Si

Terimakasih kami ucapkan kepada warga masyarakat khusunya Kelurahan Papanggo yang telah mendukung dan mengikuti rangkaian kegiatan tersebut

Salam sehat, Sehat untuk kita semua

RSPI Sulianti Saroso
Zona Aman
Pasien Nyaman

Chat Me!
× Ada Yang Bisa Kami Bantu?